
Sekilas Journey Chevron di Indonesia
1924 Chevron memulai eksplorasinya di Asia sejak 1924, ketika Standard Oil Company of California (Socal) mengirimkan ekspedisi geologinya ke Pulau Sumatera.
1936, Caltex berdiri tahun 1936 dengan nama California Texas Oil Company, sebuah usaha bersama antara The Texas Company (kemudian Texaco) dan Standard Oil of California1924 – Langkah pertama Chevron di bidang eksplorasi dan produksi energi Indonesia dimulai. Standard Oil Company of California (Socal) dan Texas Oil Company (Texaco) membentuk sebuah perusahaan patungan di daerah Sumatera, bernama N.V. Nederlandsche Pacific Petroleum Maatschappij atau NPPM. Perusahaan ini menemukan sebuah sumur minyak non-produktif yang akhirnya ditutup.
1944 – Ahli geologi NPPM, Richard H. Hopper dan Toru Oki bersama timnya menemukan sumur minyak terbesar di Asia Tenggara, Minas. Pada awalnya sumur ini bernama Minas No. 1. Minas terkenal dengan jenis minyak Sumatera Light Crude (SLC) yang baik dan memiliki kadar belerang rendah.
1950 – NPPM berubah nama menjadi Caltex Pacific Oil Company (CPOC), dan mulai melakukan ekspor minyak dari Minas, melalui Perawang. Sumur minyak barupun ditemukan di Duri, Bengkalis, dan Petapahan.
1960 – Nama Caltex berubah menjadi Caltex Pacific Company (CPC).
1970 – Caltex mengubah kembali namanya menjadi PT Caltex Pacific Indonesia. Seiring semakin banyaknya sumur minyak yang ditemukan di daerah operasi Caltex, peta daerahpun dibuat. Peta daerah operasi ini biasa disebut Kangaroo Block, karena bentuknya yang seperti kangguru. Di luar Kangaroo Block, Caltex saat itu juga mengopeasikan daerah Coastal Plains Pekanbaru Block (CPP Block) dan Mount Front Kuantan Block (MFK Block).
1973 (Mei), untuk pertama kali produksi mencapai 1.000.000 barel sehari.
1980 – CPI merasa memerlukan suatu terobosan untuk meningkatkan produksi minyak di ladang minyak Duri. Pada tahun ini dibangunlah proyek Sistem Injeksi Uap terbesar di dunia, yaitu Duri Steam Flood, yang diresmikan Presiden Soeharto pada pertengahan 1980an.
1995 (11 Maret), dibentuk 3 SBU (Strategic Business Unit), Duri SBU, Minas SBU dan Rumbai SBU.
2005 – Caltex, sebagai anak perusahaan Chevron dan Texaco Inc. diakuisisi oleh Chevron bersama dengan Texaco dan Unocal. Maka, 16 September 2005 resmi nama PT Caltex Pacific Indonesia berubah menjadi PT Chevron Pacific Indonesia.
Sejalan dengan itu maka keberadaan Chevron di Indonesia menjadi memiliki cakupan yang lebih luas sehingga dibentuk Chevron IndoAsia Business Unit (IBU) yang meliputi PT Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI), Chevron Indonesia Company (CICo), Chevron Geothermal Indonesia dan Chevron Malampaya.
2017 (1 April), GPO kontrak berakhir, pengelolaanya dialihkan ke PT. Star Energy.
2021 (8 Agustus) PT CPI Blok Rokan kontrak PSC berakhir, pengelolaanya dialihkan ke Pertamina Hulu Rokan (PHR]
Indonesianisasi
CPI berhasil menjadikan bangsa Indonesia sebagai Presiden Direktur PT CPI, berikut nama nama presdir, dan masa dinasnya:
1963: Julius Tahija, President & Chairman of the Managing Board PT Caltex Pacific Indonesia (1963-1977),
1977: Haroen Al Rasjid, President & Chairman of the Managing Board PT Caltex Pacific Indonesia (1977-1993),
1993: Baihaki Hamid Hakim, President & Chairman of the Managing Board PT Caltex Pacific Indonesia (1993-1999),
1999: Humayunbosha, President Director of PT Caltex Pacific Indonesia (1999-2004),
2004: W. Yudiana Ardiwinata, President Director of PT Chevron Pacific Indonesia (2004-2005),
2005: Suwito Anggoro, President Director of PT Chevron Pacific Indonesia and Deputy Managing Director IBU (2005-2010),
2010: Abdul Hamid Batubara, President Director of PT Chevron Pacific Indonesia and Deputy Managing Director IBU (2010-2014),
2014: Albert B. M. Simanjuntak, President Director of PT Chevron Pacific Indonesia and Deputy Managing Director IBU (2014-2021),
2021: Albert B. M. Simanjuntak President Director of PT Chevron Pacific Indonesia and Managing Director IBU (Ditunjuk sebagai MD IBU, 1 Februari 2021 – 8 Agustus 2021)